Penyamaran Ulat Jadi Ular

0 comments

Penyamaran Ulat Jadi Ular

Aksi penyamaran bukan hanya detektif yang bisa melakukannya, hewan juga terkadang melakukan penyamaran (kamuflase) untuk menghindari serangan musuh. Seperti aksi penyamaran ulat jadi ular berikut ini.

Banyak hewan mampu melakukan kamuflase atau penyamaran untuk melindungi diri dari mangsa. Namun, apa yang dilakukan oleh spesies lebah Hemeroplanes triptolemus mungkin adalah yang paling hebat.
Pada fase larva, atau ketika masih ulat, serangga itu tampak menakutkan. Wujudnya sama sekali tak menyerupai ulat pada umumnya, tetapi seperti ular ganas yang melilit dahan pohon. Daniel Janzen, biolog Universitas Pennsylvania, menyuguhkan wujud menakutkan itu dalam fotonya.

Janzen mengambil foto-foto ulat itu di Area de Conservacion Guanacaste, Kosta Rika. Negara di Amerika Latin yang kaya keragaman hayati itu memang menjadi tempat di mana ulat-ulat memiliki wujud yang unik.
"Bagi orang normal kebanyakan, ulat memang terlihat aneh dan menakutkan, tetapi mereka cuma berjalan di taman," kata Janzen seperti dikutip Daily Mail, Rabu (28/5/2014). Namun, kata Janzen, ulat di Kosta Rika berbeda.
"Setiap ulat di Kosta Rika tampak seperti sesuatu yang lain, entah daun, dahan, atau dalam kasus ini, ular," urai Janzen yang telah meneliti ulat di Kosta Rika sejak tahun 1978 serta sudah menekuni serangga selama 50 tahun.
Janzen memotret banyak ulat selama kariernya. Ia mengungkapkan tak pernah terkejut dengan keunikan ulat-ulat di dunia, tetapi mengakui bahwa semuanya menarik.

Bahaya Bermain Game Online

0 comments

Bahaya Bermain Game Online

Bermain game online bisa membuat anda terhibur tapi juga bisa membuat anda terus ketagihan dan efeknya otak Anda akan terancam juga. Berikut adalah bahaya bermain game online bagi kesehatan otak.

Sebuah studi yang diadakan oleh dua perusahaan riset asal China, Enfodesk dan juga Eguan, memperlihatkan bahwa sekitar 100 juta orang di China mengalami gangguan otak akibat bermain video game, Sina Tech melaporkan.
Laporan ini mendefinisikan mereka yang mengalami gangguan otak sebagai orang yang kehilangan kendali diri dan secara perlahan memperlihatkan ketergantungan yang tidak rasional terhadap game. Meskipun laporan ini secara berlebihan menyebut para pemain game ini mengalami “mati otak” atau “gangguan otak”, saya rasa sebutan yang lebih tepat bagi mereka adalah orang yang menunjukkan tanda kecanduan game.
Enfodesk dan Eguan mengumpulkan data menggunakan kuisioner, wawancara langsung, dan uji lapangan. Dari hasil survei, 67,5 persen pemain game di China mengatakan bahwa mereka kenal seorang teman yang mengalami ‘gangguan otak’ seperti ini. Tapi, hanya 0,02 persen yang mengaku dirinya juga masuk dalam kategori tersebut.
Survey ini memperlihatkan bahwa kebanyakan pecandu game ini berpusat di provinsi bagian timur laut China dengan persentase 29,7 persen dari populasi yang mengalami kecanduan. Provinsi dengan tingkat kecanduan tinggi lainnya antara lain Henan (17,2 persen) dan Fujian (12,9 persen). 40,2 persen sisanya tersebar di wilayah lain di China. Untuk jenis kelamin, sesuai dugaan, pria mengalami kecanduan 30 persen lebih banyak daripada wanita.
Regulator di China sudah berusaha menghimbau para developer game agar membuat sistem yang tidak membuat kecanduan, tapi sejauh ini kebanyakan developer gagal mengembangkan sistem yang seperti itu. Jika memang para pecandu game ini tersebar di seluruh China, maka angka tersebut mungkin akan semakin tinggi dengan mulai hadirnya game konsol di negara ini.