Dengan Hijab Dewi Sandra Merasa Lebih Damai

1 comments

Dengan Hijab Dewi Sandra Merasa Lebih Damai

Dewi sandra yang tampil dengan hijab merasakan nyamannya memakai jilbab, hati merasa jauh lebih damai dan lebih mantap dengan tujuan hidup.

Vokalis Dewi Sandra (34) mengatakan, dirinya merasa lebih damai sesudah belajar lebih lagi tentang agamanya ketimbang sebelumnya.
"Saya ingin mengatakan iya, saya jauh lebih damai, saya mengerti tujuan hdup saya. Saya sedang menyiapkan ke mana saya akan pulang nantinya. Saya sudah lelah, tidak mau terbuai dengan fatamorgana," tutur pelantun "Aku Pulang", lagu tema film Haji Backpacker, beberapa waktu lalu di Jakarta.
"Saya percaya, setiap manusia punya proses masing-masing, ini proses saya," lanjut Dewi.
Dewi berharap bisa keluar dari zona nyamannya sebagai artis musik yang mapan.
"Secara fisik saya tidak berubah, tapi secara mental, psikologis, saya masih dalam proses, masih jauh dari sempurna. Ini jihad saya juga untuk keluar dari comfort zone," tutur istri dari Agus Rahman ini.
"Itulah hidup, jangan terlalu kaku, jangan ambisius juga. Memang, ambisi boleh, dalam batasnya," sambung Dewi.
Namun, Dewi tak mau menyebut dirinya sudah berubah menjadi lebih baik.
"Kalau masalah perubahan, satu-satunya yang boleh menilai saya itu Sang Pencipta. Dia yang bisa menilai apakah saya sudah berubah atau tidak," tekan Dewi.
"Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Tidak ada kata-kata saya (ketika) datang ke lokasi (shooting), 'Hei, ini gimana, sudah jam berapa.' Mungkin itu Dewi Sandra yang dulu," ujar Dewi.

Balon Udara Google Mengudara Di Indonesia

1 comments
Balon Udara Google Mengudara Di Indonesia untuk percobaan projek baru dari google yaitu "Project Loon".

Balon udara Google yang digunakan dalam proyek "Project Loon" pagi ini terbang di wilayah udara Indonesia. Lintasan balon udara Google tersebut bisa dilihat melalui aplikasi Flightradar 24.
Pada Jumat (11/7/2014), sekitar pukul 09.30 pagi, aplikasi Flightradar 24 mendeteksi balon Google yang terbang di sebelah ujung selatan Pulau Sumatera, di atas area sekitar Bandar Lampung. Balon tersebut terbang bergerak ke arah timur.
Dari data yang ditampilkan oleh Flightradar 24, balon udara Google tersebut terbang di ketinggian 60.000 kaki (18.000 meter), dengan kecepatan rata-rata sekitar 10 knots. Ketinggian jelajah balon tersebut dipastikan tidak akan mengganggu arus lalu lintas udara karena ketinggian jelajah maksimum pesawat udara komersial biasanya antara 35.000 kaki dan 40.000 kaki (10.000 meter).
Aplikasi Flightradar 24 sendiri saat ini tersedia di Google Play Store dan Apple App Store, dan bisa dipasang di perangkat Android dan iOS.
Project Loon adalah salah satu proyek Google untuk menghadirkan jaringan internet di lokasi yang terpencil dengan wahana balon yang berperan layaknya satelit. Balon ini terbang dengan menggunakan tenaga surya.
Project Loon akan memperluas cakupan jaringan internet dunia dengan membuat jaringan Wi-Fi di udara menggunakan balon. Proyek ini diharapkan bisa memberikan akses internet bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau infrastruktur tradisional.
Balon udara Google yang digunakan dalam Project Loon telah memulai pengujiannya sejak Juni 2013 lalu. Saat itu ada sekitar 30 balon yang diluncurkan dari Selandia Baru dan memancarkan sinyal internet ke sejumlah tester.
"Sejak meluncurkan Project Loon di Selandia Baru tahun lalu, kami terus melakukan uji terbang untuk mengembangkan teknologi," tulis Google dalam sebuah pernyataan.
Ke depannya, Project Loon akan terus dikembangkan lebih luas lagi dengan tujuan akhir membentuk "cincin" yang melingkari Bumi sehingga koneksi internet yang diterima di darat tidak terputus.
Namun, karena minimnya informasi, tak semua orang mengetahui apa itu Project Loon sehingga justru malah menimbulkan kepanikan. Seperti yang terjadi pada Juni 2014 lalu di Selandia Baru, saat balon udara Google ditarik ke daratan dan membuat panik warga sekitar.