Amerika Dan Australia Sadap Indonesia

Presiden masih menunggu sikap Pemerintah Amerika Serikat dan Australia soal penyadapan terhadap Indonesia. Yang jelas, kasus ini mencederai kepercayaan Indonesia kepada mereka.

Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, menyampaikan hal ini di Pangkalan Udara TNI AU Halim PK, Jakarta, Rabu (6/11) siang, sesaat sebelum bertolak ke Bali. Julian menanggapai maraknya pemberitaan tentang penyadapan AS di keduataan mereka di Jakarta.

"Pak Menlu (Marty Natalegawa) telah melaporkan kepada Presiden mengenai kabar aksi penyadapan kedutaan besar," kata Julian seperti dilansir oleh portal resmi Presiden RI.

Sebelumnya, Menteri Marty telah mengeluarkan pernyataan tertulis resmi yang menyampaikan bahwa Indonesia tidak dapat menerima dan mengajukan protes keras terhadap berita tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS di Jakarta. Kemenlu juga telah memanggil pejabat dari Kedubes kedua negara tersebut.

Awalnya, pemberitaan ini muncul di surat kabar Australia Sydney Morning Herald yang terbit pada 29 Oktober 2013. Dalam berita tersebut dibahas mengenai keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS dan Australia di Jakarta.

Julian menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia menunggu sikap dan pernyataan resmi mengenai pemberitaan ini. "Mereka belum menyampaikan secara persis apakah mereka melakukan hal itu atau tidak, tidak bisa memastikan juga apa mereka menyangkal atau mengaku," Julian menjelaskan.

"Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia dan negara-negara yang dimaksud memiliki kerangka kerja sama yang resmi, tentu ini mencederai kepercayaan kita pada mereka," Julian menegaskan.

Menurut Julian, Presiden SBY meminta negara-negara yang dimaksud tidak mengulangi perbuatannya. "Beliau meminta agar hal tersebut tidak terulang, tidak terjadi aksi-aksi penyadapan dimasa mendatang, kita juga pastikan untuk memperbaiki sistem informasi," ujar Julian, menyampaikan tanggapan Presiden. (fbw/sn01)


0 comments:

Post a Comment